Kamis, 11 Februari 2010

Perbedaan Julukan Potensi Kudus & Jepara

Kudus Kota Budaya

Kudus menjaga kebudayaannya seperti Tari Kretek

Jepara Kota Seni


Jepara memiliki banyak kesenian ukir

Minggu, 07 Februari 2010

Perbedaan Batik Kudus & Jepara

Batik Kudus





















Pada era tahun 1935 batik Kudus sudah mulai ada dan berkembang pesat pada era 1970an. Corak dan motif batik Kudus sangat beragam karena pada masa itu pengrajin batik Kudus ada yang dari etnis keturunan Cina dan pengrajin penduduk asli atau pribumi.
Batik Kudus coraknya lebih condong ke batik pesisiran ada kemiripan dengan batik Pekalongan maupun Lasem karena secara geografis Kudus berdekatan. Batik Kudus yang dibuat oleh pengrajin Cina dikenal dengan batik nyonya atau batik saudagaran, yang mempunyai ciri khas kehalusan dan kerumitannya dengan isen-isennya. Dan kebanyakan dipakai oleh kalangan menengah ke atas, motif yang dibuat coraknya lebih ke arah perpaduan antara batik pesisir dan batik mataraman (warna sogan).
Batik Kudus yang dibuat oleh pengrajin asli Kudus atau pribumi dipengaruhi oleh budaya sekitar dan coraknya juga dipengaruhi batik pesisiran. Motif yang dibuat mempunyai arti ataupun kegunaan misalnya untuk acara akad nikah ada corak Kudusan seperti busana kelir, burung merak dan adapula motif yang bernafaskan budaya Islam atau motif Islamic Kaligrafi. Motif yang bernafaskan kaligrafi karena dipengaruhi sejarah walisongo yang berada di Kudus yaitu Sunan Kudus (Syech Dja’far Shodiq) dan Sunan Muria (Raden Umar Said), corak yang bernafaskan Islam karena pengrajin batik banyak berkembang disekitar wilayah Sunan Kudus atau dikenal dengan Kudus Kulon.
Salah satu motif yang juga sangat dikenal di Kudus adalah motif kapal kandas menurut sejarah yang dituturkan juru kunci Gunung Muria ada kaitan dengan sejarah kapal dampo awang milik Sampokong yang kandas di Gunung Muria, menurut sejarahnya pada masa itu terjadi perdebatan antara Sunan Muria (Raden Umar Said) dengan Sampokong.
Menurut Sampokong gunung yang dilewati adalah merupakan lautan tetapi Sunan Muria keyakinan itu adalah gunung sampai akhirnya kapal Dampo Awang kandas di Gunung Muria. Kapal tersebut membawa rempah-rempah dan tanaman obat-obatan yang sampai sekarang tumbuh subur di Gunung Muria salah satunya adalah buah parijoto yang diyakini oleh masyarakat sekitar untuk acara 7 bulanan supaya anaknya bagus rupawan.
Dan diantara tumbuhan yang ada di Gunung Muria adalah pohon Pakis Haji yang pada zaman Sunan Muria dipakai sebagai salah satu tongkat Sunan Muria dan sampai sekarang kayu pakis haji diyakini oleh masyarakat sekitar bisa mengusir hama salah satunya tikus, karena motif tersebut mempunyai alur seperti ular dan ukiran seperti kaligrafi.
Pada era 80an Batik Kudus mengalami kemunduran karena sudah tidak ada pengrajin yang berproduksi lagi karena adanya perkembangan batik printing maka pengrajin batik Kudus banyak yang gulung tikar dan akhirnya masyarakat Kudus lebih senang bekerja sebagai buruh pabrik rokok karena banyaknya industri rokok di Kudus.

Batik Jepara

motif batik jepara

Batik Jepara telah ada sejak zaman R.A. Kartini, beliau juga yang turut serta dalam mengenalkan batik Jepara ke dunia luar. Bahkan R.A. Kartini juga sempat membuat tulisan bertemakan batik dengan bahasa Belanda. Motif batik daerah Jepara memang mengadopsi unsur-unsur ukiran khas Jepara, bisa dikatakan lahirnya macam-macam motif batik khas Jepara adalah untuk memperkokoh budaya Jepara dengan menuangkannya dalam karya seni yang saling berhubungan. Marik kita simak  makna motif bati Jepara yang telah silisting dibawah ini.

Motif Kembang Setaman
Motif batik Kembang Setaman ini mempunyai makna sebuah taman bunga yang indah, sehingga motif batik ini selalu berisi aneka bunga serta kupu-kupu cantik layaknya taman bunga sesungguhnya.
Motif Sekar Jagat Bumi Kartini
Motif batik ini sebenarnya adalah pengembangan dari motif yang sudah ada yakni motif Sekar Jagat. Penambahan kata ‘Kartini’ tak lain adalah agar motif batik Jepara bisa lebih dikenal banyak orang baik dalam ataupun luar negeri. Diharapkan imbuhan kata ‘Kartini’ tersebut bisa memberi dampak yang positif.
Motif Elung Bimo Kurdo
Motif batik Jepara Elung Bimo Kurdo menggambarkan Bima, yaitu tokoh dalam pewayangan yang memiliki jiwa yang kuat.
Motif Sido Arum
Unsur-unsur tradisional dari motif batik ini memiliki pesan yang dalam bagi kehidupan manusia, yakni agar setiap jabatan maupun pangkat bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Motif Lung-Lungan
Lain lagi dengan motif batik yang ini dimana motif-motifnya merupakan terjemahan dari berbagai relief ukiran khas Jepara, khususnya ukiran khas daerah Senenan.
Motif Parang Jeporo
Motif satu ini lebih dikenal dengan sebutan motif Karang Poro. Makna tersirat dibalik motif batik ini menegaskan bahwa manusia harus selalu hidup berdampingan sebab manusia merupakan makhluk sosial yang akan selalu saling membutuhkan satu sama lain.



Sabtu, 06 Februari 2010

Perbedaan Genteng Kudus & Jepara





Terdapat beberapa perbedaan bentuk genting khas Kudus dan genteng khas Jepara. yaitu:

  GENTENG KUDUS


 










 



Bentuk  genteng berbentuk menyerupai daun karena Kudus merupakan Kota Kretek yang bahannya terbuat dari daun-daun tembakau.
Filosofi Genteng khas Kudus, yaitu:
wuwungan atap membentuk daun yang mempunyai maksud sebagai perwujudan hidup harus serta menjaga alam.

 GENTENG JEPARA


 





Genteng berbentuk menyerupai  menyerupai motif ukir-ukiran kayu khas Jepara. berbentuk menyerupai motif pada ukir kayu karena Jepara merupakan Kota Ukir yang bahannya terbuat dari kayu.
Filosofi Genteng khas Jepara, yaitu: 
# Tiga wuwungan atap tidak patah tetapi melengkung yang mempunyai maksud sebagai perwujudan cara hidup yang luwes.

Kamis, 04 Februari 2010

Perbedaan Gapura Paduraksa Kudus & Jepara

Gapura Padureksan Khas Kudus
Padureksa kudus merupakan sebuah gapura yang unik di Kudus.
Paduraksa adalah bangunan berbentuk gapura yang memiliki atap penutup, yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di Jawa dan Bali. Kegunaan bangunan ini adalah sebagai pembatas sekaligus gerbang akses penghubung antarkawasan dalam kompleks bangunan khusus. Bangunan ini biasa dijumpai pada gerbang masuk bangunan-bangunan lama di Jawa dan Bali, seperti kompleks keraton, makam keramat, masjid, pura, meskipun pada masa sekarang ada pula rumah kantor taman yang juga menggunakan gapura semacam ini.

 

 
Gapura Padureksan Khas Jepara

Padureksa Jepara merupakan sebuah gapura yang unik di Jepara.
Paduraksa adalah bangunan berbentuk gapura yang memiliki atap penutup, yang lazim ditemukan dalam arsitektur kuno dan klasik di Jawa dan Bali. Kegunaan bangunan ini adalah sebagai pembatas sekaligus gerbang akses penghubung antarkawasan dalam kompleks bangunan khusus. Bangunan ini biasa dijumpai pada gerbang masuk bangunan-bangunan lama di Jawa dan Bali, seperti kompleks keraton, makam keramat, masjid, pura, meskipun pada masa sekarang ada pula rumah kantor taman yang juga menggunakan gapura semacam ini.

Rabu, 03 Februari 2010

Perbedaan Gapura Bentar Khas Jepara & Kudus

GERBANG GAPURA CANDI BENTAR  KHAS JEPARA
Gapura Candi Bentar ini merupakan desain candi bentar khas Jepara terbukti dengan adanya candi bentar ini terletak di Pendopo Jepara.
Candi bentar adalah sebutan bagi bangunan gapura berbentuk dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk. Candi bentar tidak memiliki atap penghubung di bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah sempurna, dan hanya terhubung di bagian bawah oleh anak tangga. Bangunan ini lazim disebut "gerbang terbelah", karena bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah dua secara sempurna. Bangunan gapura tipe ini terutama banyak dijumpai di Pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Bangunan gerbang terbelah seperti ini diduga muncul pertama kali pada zaman Majapahit.
Pada aturan zona tata letak istana atau bangunan penting, baik candi bentar maupun paduraksa merupakan satu kesatuan rancang arsitektur. Candi bentar merupakan gerbang untuk lingkungan terluar yang membatasi kawasan luar pura dengan nista mandala (jaba pisan) zona terluar kompleks pura, sedangkan gerbang kori ageng atau paduraksa digunakan sebagai gerbang di lingkungan dalam pura, dan digunakan untuk membatasi zona madya mandala (jaba tengah) dengan utama mandala (jero) sebagai kawasan tersuci pura Bali. Maka dapat disimpulkan bahwa baik untuk kompleks pura maupun tempat tinggal, candi bentar digunakan untuk lingkungan terluar, sedangkan paduraksa untuk lingkungan dalam.


GERBANG GAPURA CANDI BENTAR  KHAS KUDUS


Gapura Candi Bentar ini merupakan desain candi bentar khas Kudus terbukti dengan adanya candi bentar ini terletak di Masjid Menara Kudus.
Candi bentar adalah sebutan bagi bangunan gapura berbentuk dua bangunan serupa dan sebangun tetapi merupakan simetri cermin yang membatasi sisi kiri dan kanan pintu masuk. Candi bentar tidak memiliki atap penghubung di bagian atas, sehingga kedua sisinya terpisah sempurna, dan hanya terhubung di bagian bawah oleh anak tangga. Bangunan ini lazim disebut "gerbang terbelah", karena bentuknya seolah-olah menyerupai sebuah bangunan candi yang dibelah dua secara sempurna. Bangunan gapura tipe ini terutama banyak dijumpai di Pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Bangunan gerbang terbelah seperti ini diduga muncul pertama kali pada zaman Majapahit.
Pada aturan zona tata letak istana atau bangunan penting, baik candi bentar maupun paduraksa merupakan satu kesatuan rancang arsitektur. Candi bentar merupakan gerbang untuk lingkungan terluar yang membatasi kawasan luar pura dengan nista mandala (jaba pisan) zona terluar kompleks pura, sedangkan gerbang kori ageng atau paduraksa digunakan sebagai gerbang di lingkungan dalam pura, dan digunakan untuk membatasi zona madya mandala (jaba tengah) dengan utama mandala (jero) sebagai kawasan tersuci pura Bali. Maka dapat disimpulkan bahwa baik untuk kompleks pura maupun tempat tinggal, candi bentar digunakan untuk lingkungan terluar, sedangkan paduraksa untuk lingkungan dalam.